Rabu, 10 Mei 2017

TOTAL SYNTHESIS OF EUSIDERIN K AND EUSIDERINE J

THE TOTAL SYNTHESIS OF EUSIDERINE J AND K

Seperti pokok bahasan sebelumnya yang membahas mengenai synthesis Reserpine maka pada saat ini akan kembali dibahas mengenai total sintesis namun dengan senyawa yang berbeda yaitu sintesis total daru Eusiderin.
Eusiderin merupakan suatu senyawa bahan alam (neolignan) yang berasal dari Virola sp dan aniba sp.
Dibawah ini merupakan struktur dari eusiderine :
Hasil gambar untuk eusiderin
Menurut Afrida (2014), senyawa Eusiderine banyak terdapat pada tanaman bulian. Ada banyak jenis Eusiderine, yaitu ada 6 yaitu (±)-Eusiderin E, (±)-Eusiderin F, (±)-Eusiderin K, (±)-Eusiderin J, (±)-Eusiderin M and (±)-Eusiderin G yang dapat disintesis dari pyragollol, dan menggunakan penataan ulang Claisen dari 2 senyawa penting yaitu unit C6-C3. (Jing, et al, 2004).
Struktur Eusiderine ini terdiri dari 1,4-benzodioxane. Senyawa ini memiliki kemampuan sitotoksik, hepatoprotektif dan aktifitas lainnya. Karena memiliki banyaknya kandungan bioaktifitas didalam (±)-Eusiderine K dan (±)-Eusiderine J maka dilakukan sintesis terhadap eusiderine ini.
Dengan banyak macam dari fungsi Eusiderine ini khususnya Eusiderine K dan J maka disintesislah senyawa Eusiderine ini dengan rute seperti dibawah ini :
 
Untuk secara detailnya mekanisme sintesis Eusiderine dapat dijelaskan sebagai berikut :
Senyawa Eusiderin K dan Eusiderin J disintesis dengan menggunakan material start berupa senyawa piragalol membentuk senyawa (1) lalu di konversi menjadi trimetil piragalol membentuk senyawa (2)  menggunakan reagen NaOH dan (CH3)2SO4 yang digunakan untuk metilasi gugus OH. Setelah terbentuk trimetil piragalol ditambahkan ZnCl2 dan asam propionate dan akan menghasilkan 2,6-dimethoxy phenol membentuk senyawa (3). Dengan penambahan alilbromida dan K2CO3 akan mengubah alkohol OH pada cincin benzene dan akan terbentuk gugus eter membentuk senyawa (4).  Senyawa (4) ini akan mengalami penataan ulang Claisen dalam tabung tertutup agar dapat menghasilkan senyawa (5) dengan yield > 99% lalu ditambahkan dengan katalis PdCl2 dan methanol untuk membentuk senyawa (6).

Sintesis senyawa  (9) dimulai dari senyawa piragalol yang selektif dan dilindungi oleh gugus (CH3)2SO4 yang diproteksi NaBH4.10H2O lalu terbentuk senyawa (7). Dari senyawa 7 maka akan diubah menjadi senyawa (8) dan senyawa (9) melalui langkah yang sama dengan senyawa (5).

Lalu enyawa 6 dan 9 dikonversikan menjadi Eusiderine K dengan campuran isomer (cis and trans ca. 1:7 by 1HMR)  dengan reagen perak oksida. Kemudian Eusiderine K yang dilindungi oleh CH3I dalam suasana basa untuk menghasilkan senyawa Trans Eusiderine J. Terjadi perubahan isomer cis menjadi trans pada suasana basa yang kemudian diperoleh senyawa Eusiderin K dan Eusiderin J.

Sumber :
Jing, X., W. Gu., P. Bie., X. Ren., and X. Pan. 2001. Total Synthesis Of (±)-Eusiderin K And (±)-Eusiderin J. Synthetic Communications. Vol 31 No 6. pp 861–867
Jing. X., L. Wang., Y. Han., Y. Shi., Y. Liu and J. Sun. 2004. Total Synthesis of Six Natural Products of Benzodioxane Neolignans. Journal of the Chinese Chemical Society. Vol 51, 1001-1004
https://en.wikipedia.org/wiki/Eusiderin

Sabtu, 06 Mei 2017

THE TOTAL SYNTHESIS OF RESERPINE

THE TOTAL SYNTHESIS OF RESERPINE

Seperti yang telah dibahas pada pokok bahasan sebelumnya dimana total sintesis merupakan keseluruhan dari sintesis lengkap dalam suatu produk baik itu secara sederhana maupun yang disediakan secara komersial sehingga membentuk senyawa yang kompleks. Seperti yang telah kita ketahui bahwa senyawa bahan alam sangat banyak sekali memiliki senyawa aktif yang terkandung didalamnya yang biasanya hanya diolah secara tradisional oleh masyarakat untuk mengambil khasiatnya. Oleh karena itu diperlukan adanya total sintesis yang bertujuan untuk mensintesis suatu senyawa dari dalam tanaman bahan alam yang dapat dipergunakan untuk obat yang dapat semakin ditingkatkan nilai fungsi dan kegunaannya. Dengan cara melakukan total sintesis juga dapat menjadi solusi dari sedikitnya ketersediaan suatu senyawa tersebut dialam namun kebutuhannya sangat tinggi di kalangan masyarakat, jadi dengan melakukan total sintesis ini dapat memperbanyak senyawa yang dibutuhkan sehingga dapat dipakai optimal dalam masyarakan dan juga lebih praktis tanpa harus dengan cara-cara tradisional. Jadi jika suatu saat ketersediaan senyawa tersebut sudah susah untuk didapatkan dialam maka total sintesis ii dapat menjadi solusi yang baik untuk itu.
Untuk struktur dari reserpin sendiri dapat dilihat pada gambar berikut :
Dengan gambar tiga dimensinya :
Sintesis reserpine yang pertama kalinya dicapai oleh R.B. Woodward pada tahun 1956. Yang kemudia terus diteliti oleh para peneliti dan selanjutnya terakhir oleh Gilbert Stork dari Columbia University.
reserpine_03
reserpine_04
Persiapan tahap (2) dimulai dari penambahan enantioselektif yang nantinya akan menghasilkan tahap (6). Lalu iodolakton yang terbentuk disusul dengan reduksi menghasilkan diol pada tahap (7). Dalam suasana pembentukan benzil ester, terjadi siklisasi iodohidrin ke epoksida yang nantinya akan menghasilkan tahap (8). Kemudian fenil selenida ditambahkan pada tahap (8) untuk menghasilkan produk pada tahap (9), yang kemudian jika dioksidasi akan menghasilkan tahap (10).
reserpine_05
Pada reaksi kunci ketika perakitan tahap (2) merupakan penambahan dari enolat litium ada tahap (10) ke silil akrilat yaitu tahap (11) yang akan menghasilkan tahap (12). Reaksi ini melibatkan dua penambahan dengan cara berurutan, namun nantinya untuk hasil stereokimianya akan sama seperti siklisasi Diels-Alder. Paparan terhadap TBAF akan mengubah silan furil menjadi fluorosilan, yang didebenzilasi dan dibawa ke tolysate tahap (13). Pada paparan dua buah ekuivalen hidrogen peroksida, disini keton mengalami oksidasi Baeyer-Villiger dengan regioselektivitas yang tinggi. Kemudian Silan juga teroksidasi menjadi tahap (14). Metilasi diikuti dengan pengurangan dibal kemudian menjadi tahap (2).
reserpine_06.PNG
Pada tahap ini dibuatlah pusat stereogenik tambahan namun tahap ini dibuat pada saat tahap (1) dan tahap (2) digabungkan. Tahap awal untuk dapat melakukan kondensasi yaitu dengan memberi hasil stereokimia yang salah, karena kondensasi Pictet-Spengler disini mendahului perpindahan tosylate. Untuk itu, perlu dilakukan penggabungan tahap (1) dan  tahap (2)  dengan adanya ion sianida, agar dapat menghasilkan tahap (15). Pemanasan pada tahap (15) akan menyebabkan siklisasi. Saat pengadukan pada suhu kamar dalam HCl berair tahap (15) mengalami siklisasi diastomer dengan benar, setelah asilasi, menghasilkan reserpine.


Sumber :

Stephen F.Martin, Slawomir,G., Heinrich R dan S.A. Williamson.1985. Total Synthesis of (±)-Reserpine. J.Am.Chem.Soc.Vol 107 : 4072-4074.

Woodward R.B., F.E. Bader, H. Bickel, A.J. Frei, R.W. Kierstead. J. Am. Chem. Soc.pdf


Selasa, 02 Mei 2017

THE TOTAL SYNTHESIS OF NATURAL PRODUCT

THE TOTAL SYNTHESIS OF NATURAL PRODUCT

Sintesis organik merupakan suatu pembangun dari senyawa organik yang kompleks dengan bahan awal senyawa sederhana yang melalui serangkaian reaksi kimiahasil sintesis dari senyawa ini di alam disebut produk alami. Alam menyediakan sejumlah besar senyawa organik dan kebanyakan memiliki sifat kimia yang menarik.
Dari total sintesis yang telah diketahui sebelumnya, maka kali ini akan dibahas mengenai Total Synthesis of Natural Product. Yaitu yang akan dibahas mengenai Nakiterpiosin.

Sintesis Nakiteripiosin
Dalam sintesis ini digunakan strategi dimana susunan konvergen cicincin sikopentanonpusan dengan suatu reaksi ikat-pasang karbonilatif dan reaksi siklisasi foto-Nazarov.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terjadi reaksi Diels-Adels intramolekul untuk mensintesis rangkaian elektrofil dari komponen 51, sedangkan reaksi aldol Mukayama vinil terjadi untuk emnsintesis rangkaian elektrofil pada komponen. Ketidakkonsistenan dari stereokimia C-20 dari senyawa 49 dengan siklopamin dan vetratamin, yang pertama dilakukan adalah diatur untuk dapat mengetahui stereokimia relatif dari nakiterpiosin. Dari metode ini dapat diidentifikasi potensi kesalahan dalam tugas stereo genik C-6, C-20, C-25 dan juga untuk biogenesis atom halogen nakiterpiosin utuk menetralkan stereo kimia C-6 dan C-20.
Atom klorin pada C-21 dari nakiterpiosin terjadi karena klorinasi radikal, sedangkan atom bromo pada C-21 berasal dari reaksi bromoeterifikasi yang menghasilkan retensi konfigurasi C-20 dan anti-stereokimia bromohidrin pada C-5 dn C-6.
Sintesis komponen 51 rangkaian elektrofilik dimulai dengan asilasi Friedel-Craft furan dengna anhidrit suksinat.
Pada tahap ini dihasilkan suatu asam yang kemudian sikonversikan kedalam amida Weinreb. Pada C-6 untuk megatur stereokimianya digunakan reduksi Noyori dengan modivikasi Xiao yang akan menhasilkan senyawa 54. Selanjutnya reaksi Diels-Alder intramolekul diproses secara reaksi stereokimia untuk menghasilkan produk exo secara eksklisif. Untuk menghindari reaksi retro Diels-Alder senyawa 56 akan dihidroksilasi sebelumnya untuk dapat mengenalkan atombromin. Hilangnya gugus asetonit diikuti dengan belahan bis-hemiasetal hasil diol. Reaksi reduktif hemi asetal yang kurang terhalang akan menghasilkan senyawa 58. Untuk hemiasetal yang slebihnya kan dilindungi dan keton akan dikonfersi dengan trivlat enol yang termasuk dari komponen 51 rangkaian elektrofilik. Sintesis komponen 52 dari rangkaian nukleofilik ini  dimuali dari reduksi asam 3-bromo-2 metilbenzenkarboksilat lalu disusul dengn reaksi Horner-Wadsworth-Emmons lalu reduksi 1,2 yang menghasilkan enat.
Pada tahap ini tidak terbentuknya epoksidasi digunakan untuk mengatur stereokimia C-20 akan memberi epoksida senyawa 60. Setelah gugushidroksil dilindungi jenis pinakol disusun kembali dengan menggunakan katalis Yamamoto yang diikuti dengan reaksi aldol Mukaiyama Vinyl yang menghasilkan senyawa 61 dengan kemurnian enantiomer. Dengan kerangka karbon lengkap pada sisi rantainya kemudian diatur konfigurasi antitransnya. Stereokimia C-25 dapat dimantapkan dengan hidrogenasi atau reduksi konjugasi stereokimia C-22 yang berbanding terbalik dengan reduksi keton C-22 untuk menghasilkan syarat konfigurasi anti trans. Untuk mengenalkan gugus diklorometil, maka diproteksi dari alkohol primer dioksidasi agar menjadi aldehid keudian diklorinasi.
Maka untuk melengkapi sintesis nakiterpiosin ini maka harus diproteksi senyawa 52 lalu dipasangakan dengna senyawa 51 dalam kondisi karbonilasi. Fotolisis senyawa 54 telah disediakan dari hail annulasi yang diinginkan. Lalau dilakukan deproteksi hemiasetal, maka pendekatan konvergen ini dapat dilakukan untuk mensintesis nakierpiosinon 6,20,25-epi-nakiterpiosin.

Sumber :
Bearbeitet von Jie Jack Lie E.J. Corey. 2013. Total Synthesis of Natural Products.

https://www.academia.edu/3818740/Sintesis_Organik

Rabu, 26 April 2017

SINTESIS MITOMYCIN

SINTESIS MITOMYCIN
Mitomycin merupakan duatu kelompok struktural senyawa yang unik dari senyawa alami yaitu pertama kali diisolasi pada tahun 1950-an oleh para ahli mikrobiologi Jepang. Dalam hal ini mitomycin banyak digunaan dalam pengobatan-pengobatan dan tindakan medis, salah satu contoh golongan dari mitomycin adalah mitomycin C, yang telah digunakan secara medis untuk obat kemoterapi kanker sejak tahun 1960-an. Hal ini dikarenakan mitomycin memiliki aktivitas spektrum yang luas terhadap tumor. Mitomycin C adalah komponen yang penting terutama dalam kombinasi kemoterapi pada pengobatan kanker payudara, paru-paru, dan kanker prostat. Selain punya aktivitas antitumor, mitomycin C juga memiliki berbagai efek biologis tertentu pada sel mamalia atau mikroorganisme, dalam hal ini termasuk penghambatan selektif sintesis DNA, rekombinasi, kerusakan kromosom, dan induksi perbaikan DNA (respon SOS) pada bakteri.
Pada tahun 1956, mitomycin A dan B dapat diisolasi dari Streptomyces caespitosus oleh Hata dkk di Kitasato Institute, Jepang dan dari hasil isolasi tersebut ditemukan bahwa mitomycin A dan B memiliki potensi antitumor dan aktivitas antibiotik. Penelitian selanjutnya yaitu pada tahun 1981, para peneliti di Jepang mendapati bahwa mitomycin jenis baru yaitu 10-decarbamoyloxy-9-dehidro mitomycin B, yang kemudian disebut sebagai mitomycin H.
Terdapat beberapa struktur senyawa dari mitomycin, yaitu :
Dari banyaknya kegunaan dari mitomycin C tersebut trutama untuk pengobatn kanker maka disini saya akan membahas mengenai total sintesis dari mitomycin tersebut

Berikut merupakan mekanisme reaksi secara umum dari mitomycin:
 



Untuk lebih jelasnya lagi sintesis mitomycin akan dibahas lebih detail pada beberapa tahap dibawah ini :
1.    Pembentukan senyawa intermediet aromatik
Tahap 1 : senyawa orto dimetoksi toluena yang salah satu karbonnya bereaksi dengan dikloro metoksi metana dibantu dengan TiCl4 yang berfungsi sebagai katalis sehingga akan terikat pada atom C4, nantinya akan terjadi proses delokalisasi pada gugus metoksi yang bertindak sebagai pengarah orto-para maka substituen dikloro metoksi metana tersubstitusi orto dan Cl akan lepas maka menyebabkan O menjadi rangkap lalu terbentuk aldehid
Tahap 2 : reagen mCPBA (metacloroperoksibenzoid acid) yang bersifat mudah untuk membentuk radikal sehingga O dapat masuk karena ada OH (radikal) terletak di posisi meta karena mudah tersubstitusi.
Tahap 3 : pada tahap ini akan melewati tiga tahap reagen yatu reagen NaOMe, reagen MeOH yang menghasilkan senyawa ester dan yang ketiga menggunakan air yang berperan untuk menghidrolisis ester dan dihasilkan gugus hidroksi atau senyawa orto-dimetoksi meta-hidroksi toluene.
Tahap 4 : terjadi reaksi substitusi elektrofilik dari 3-bromo-1-propena, dimana H yang terikat pada O akan berikatan kembali dengan Br- dan mengkibatkan propena tersubstitusi pada O.
Tahap 5 : delokalisasi elektron membentuk gugus keton dan terjadi reduksi menghasilkan senyawa Para alil dimetoksi Toluena yang selnjutnya akan mengalami reaksi intermediet aromatic sebagai berikut :
Tahap 6 : elektron O pada HNO akan berikatan dengan H pada struktur para alil dimetoksi toluene maka nantiya H akan lepas dan membentuk ikatan O rangkap pada dimetoksi toluene dan Me akan berikatan dengan AcOH dan oksigen sehingga membentuk ikatan rangkap.
Tahap 7: ketika gugus ester terbentuk kemudian akan direduksi dengan katalis Zn menjadi gugus alkohol.
Tahap 8: akan melalui tiga thaapan juga yaitu dengan menggunakan BnBr , K2CO(DME/DMF) lalu direfluks untuk memisahkan pelarutnya. Sehingga proton H lepas dan digantikan oleh Bn.
Tahap 9:  pembentukan cincin epoksida dari dioksan
dan 10: pada tahap ini cincin epoksida akan  membuka dan disubstitusikan oleh CH3CN yang akan menyebabkan O kekurangan elektron sehingga ditambahkan CrO3- sehingga menghasilkan keton.
b.  Pembentukan cincin medium
Tahap1 : Reaksi substitusi –OMe.
Tahap 2:  reaksi reduksi yaitu CN direduksi oleh LAH menjadNH2
Tahap 3: gugus pelindung Bn pada tahap ini akan dihilangkan dengan memakai katalis Pd, karbon yang berfungsi untuk menyerap air dan methanol untuk menjadikan suasana asam.
Tahap 4: pengoksidasian senyawa dengan menggunakan pelarut methanol
c.  Siklisasi transannular
Tahap ini akan memunculkan terbentuknya cincin siklik baru dari gugus NH namun dengan 2 jalan yaitu yang pertama adalah dengan MeOH dan SiO2 dan yang kedua dengan gugus S-Me dan Et3N.

Sumber :
Hata, T.; Sano, Y.; Sugawara, R.; Matsumae, A.; Kanamorei, K.; Shima, T.; Hoshi, T. “Mitomycin, A New Antibiotic from Streptomyces,” J. Antibiot. Ser. A 1956, 9, 141-146;
Mitomycins and Porfiromycins, Bifunctionally ‘Alkylating’ Antibiotics,” Fed. Proc.   1964, 23, 946-95
https://etd.ohiolink.edu/rws_etd/document/get/osu1053355296/inline



Rabu, 19 April 2017

THE ART AND SCIENCE OF TOTAL SYNTHESIS

THE ART AND SCIENCE OF TOTAL SYNTHESIS

 Setelah sebelumnya telah dibahas mengenai total sintesis, aka seanjutkan kita akan memasuki pokok bahasan baru yang mana materi selanjutnya yang akan kita pelajari adalah The Art and Science Of total Synthesis. Yang di maksud dengan the art adalah sutu seni, yaitu bagaimana perkembangan total sintesis di sertai dengan mekanisme reaksi yang menyertainya dan keunikan terjadinya reaksi tersebut. Misalnya, melalui reaksi Mannich untuk membentuk imina dan kemudian reaksi intramolekul, sehingga terbentuk siklilasi dan didapatkan suatu senyawa baru yakni senyawa Tropinone. Reaksinya adalah sebagai berikut.

          
            Dari mekanisme reaksi di atas terlihat bahwa ada sebuah perkembangan 1,4-dibutanal yang bereaksi dengan amoniak  primer (NH2CH3). Dan 1,5-dipentanal-1-keton melalui prinsip reaksi Mannich, sehingga diperoleh mekanisme reaksi sederhana yakni dengan penyerangan Nukleofilik NMe (NH2CH3) pada atom karbokation pada gugus karbonil. Hal ini dapat terjadi, karena atom N memiliki elektron bebas sepasang, sehingga mudah menjadi nukleofilik dan menyerang karbonil. Dengan pelepasan H2O dan penambahan reaksi yang mengandung air.
            Hasil dari reaksi Mannich untuk membentuk imina. Imina meruoakan suatu senyawa kimia organik yang memiliki ikatan rangkap dua antara atom C dan atom N. Seperti terlihat pada senyawa (5) di peroleh suatu imina dengan gugus samping berupa aldehid. Kemudian, terjadinya reaksi siklisasi yang diakibatkan oleh reaksi intramolekul penyerangan nukleofilik atom N yang memiliki elektron bebas pada gugus karbonil aldehid. Hal ini juga dapat terjadi karena, efek induksi, sehingga H pada aldehid seolah-olah lepas sehingga pengikatan unsur N pada karbonil dapat terjadi, dan terbentulah siklisasi seperti pada senyawa (6). Selanjutnya, prinsip reaksi Mannich digunakan kembali untuk membentuk (senyawa 8) dengan direaksikan pada suatu senyawa alkena yang memiliki gugus CO2 dan mengandung gugus Hidroksi. Alkena pada Reagent akan menyerang alkena pada amina, terbebtuk (senyawa 8) dan di lanjutkan dengan kestabilan elektron (senyawa 9) dan terbentuk konformasi (senyawa 10) dan dengan pelarut  asam (HCl) dan pelepasan dua molekul gugus karbonil (CO2). Sehingga di peroleh senyawa Material start (senyawa 1).
            Keunikan dari mekanisme reaksi ini adalah reaksi siklisasi yang terbentuk dari senyawa Imina. Hal ini, dapat terjadi, karena adanya penyerangan nukleofilik yang memiliki elektron bebas pada karbonil (atom C) dengan prinsip reaksi Mannich ( intermediet senyawa intramolekul). 

Sumber :
K. C. Nicolaou, Dionisios Vourloumis, Nicolas Winssinger, and Phil S. Baran. 2000. The Art and Science of Total Synthesis at the Dawn of the Twenty-First Century. University of California, San Diego. Department of Chemistry and Biochemistry


Selasa, 18 April 2017

SINTESIS TOTAL

SINTESIS TOTAL
Sintesis total merupakan suatu sintesis dalam kimia yang terdiri dari molekul-molekul kompleks yang tersusun atas bagian-bagian sederhana tanpa adanya proses biologi. Atau dengan kata lain Sintesis total merupakan sintesis kimia lengkap senyawa kimia organik yang komplek dari molekul yang simpel (sederhana). Sintesis total bahan alam ini sendiri telah lama berperan banyak dalam hal sintesis kimia, terutama dalam bidang kimia organik. Ada banyak contoh dari sintesis total ini, salah satunya adalah bahan alam yang terhalogenasi merupakan salah satu dari sekian banyak kelas metabolit sekunder yang dapat menciptakan iovasi baru ataupun ide-ide baru mengenai metode kimia terbaru
Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam melakukan sintesis total, yaitu: 
·           Ketersediaan bahan yang akan digunakan
·           Menggunakan metode sintesis yang bagaimana
·           Melakukan sintesis/pembuatannya
·       Menentukan/ mengidentifikasi maupun karakterisasi yang benar sesuai dengan senyawa yang diinginkan
Salah satu contoh sintesis adalah sintesis urea, dimana urea merupakan suatu senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan nitrogen (N). Untuk rumus kimia dari urea adalah (NH2)2CO. Senyawa dari urea ini merupakan senyawa pertama yang di sintesis dari senyawa anorganik dan menghasilkan senyawa organik sintesis. Dan hal ini meruntuhkan konsep vitalisme.
Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Siklusnya terjadi yaitu dimulai dari eritrosit  (sel darah merah) yang telah rusak selama 120 hari akan dirombak menjadi bentuk haemo dan globin. Yang nantinya haemo akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang didalamnya mengandung urea dan amonia yang nantinya akan keluar bersama dengan urin dan feses.
Urea juga tersedia dalam bentuk pupuk. Untuk pembuatan pupuk urea ini dihasilkan untuk produk samping dari pengolahan gas alam atau pembakaran batubara. Nantinya kegiatan industri pengolahan batubara tersebut akan menghasilkan karbondioksida yang kemudian dicampur dengan amonia dengan menggunakan proses  Bosch-Meiser. Untuk keadaan suhu yang rendah amonia cair akan dicampur dengan karbondioksida sehingga menghasilkan amonium karbamat. Kemudian amonium karbamat dicampurkan dengan  air dan ditambahkan energi untuk menghasilkan urea dan air.
Untuk sintesis total pertama senyawa organik dilakukan pada abad 19 oleh Kolbe dengan berawal dari karbon dan sulfur dengan mekanisme sebagai berikut :
Dalam sintesis asam amino yang merupakan sintesis organik modern tetap memakai strategi yang mirip pada aplikasinya dalam sintesis asam amino tersebut
 Sebagai contoh dalam sintesis total yaitu sintesis total Taksol Mukaiyama (konstruksi cincin B). Dalam sintesis mukaiyama digunakan reaksi sintesis total taksol (1999), Reaksi pertama dengan ketena silil asetal dan magnesium bromida yang berlebih:


Salah satu manfaat yang paling sering diambil dari total sintesis adalah bahwa sintesis total dapat memberikan akses ke sejumlah besar senyawa dengan menggunakan obat potensial. Sintesis total dapat digunakan untuk memberikan jumlah yang cukup dari senyawa ini, meskipun hanya jika rute yang digunakan sesuai terukur dan efisien.

Senyawa bahan alam terhalogenasi
Saat ini telah banyak produk sintesisbahan alam yang telah dimodifikasi dan kompleks contohnya alkaloid, terpen, peptida dan poiketida. Tantangan besar yang dialam saat ini adalah berkaita dengan halogenasi alkena asimetris yaitu halonium-ion transfer. Ketika tiga ion halonium beranggota mentransfer atom halogen untuk olefin yan gtidakbereaksi. Pada proses ini berlangsung baik dan cepat maka jika kompleks kiral yang tepat bisa menambahkan ion halonium tunggal untuk wajah tunggal alkena. Peristiwa transfer mungkin telah dihilangkan dari enentioselectifity awal ini dengan waktu serangan nukelofil, menghasilkan rasemat.
Salahsatu solusi untuk menghindari ion halonium elektrofilik sepenuhnya dengan memanfaatkan kompleks logam transisi kiral untuk mengkatalisis halogenasi alkena.

Sumber :
Treitler, D. S. 2012. Reagents and Strategies for the Total Synthesis of Halogenated Natural Products. Columbia University.
https://bppseririt.wordpress.com/2013/03/07/sekilas-tentang-urea/
https://id.wikipedia.org/wiki/urea