SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Ciri utama dari senyawa organik ini ialah banyaknya terkandung atom karbon yang ada didalamnya. Berikut merupakan konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik.
I. Elektronegatifitas
Elektronegativitas atau disebut juga keelektronegatifan adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom (atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Sifat keelektronegatifan memiliki besar yang kontinu pada tabel periodik. Pada sistem periodik unsur sendiri pada unsur yang terletak pada satu golongan yang sama maka semakin ke kanan akan semakin besar keelektrorgativitasannya, sememntara untuk unsur pada satu periode yang sama dari atas ke bawah semakin kecil nilai keelektronegatifannya.
II. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang lemah antara atom elektronegatif (seperti atom fluor, oksigen, atau nitrogen, dan atom hidrogen) terikat pada atom elektronegatif lain. Ikatan hidrogen bersifat lebih kuat daripada gaya van der waals namun bersifat lebih lemah daripada ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan hidrogen terdapat dominan pada ikatan kimia dari air, larutan air, pelarut hidrosiklik maupun senyawa yang mengandung gugus OH- dan juga pada berbagai sistem biologi misal pada rantai polipeptida, rantai protein, maupun pasangan basa dari asam nukleat. Bukti dari perbedaan hidrogen terlihat pada adanya perbedaan sifat fisik yaiku perbedaan titik didih dari suatu senyawa. Selanjutnya contoh yang paling banyak ditemui dan paling sederhana dari ikatan hidrogen dalam air, dimana setiap molekul air terikat pada empat molekul air yang berdekatan melalui ikatan hidrogen. Atom oksigen dalam tiap molekul air memiliki dua elektron tunggal yang ditawarkan, yang segera terikat dengan dengan atom hidrogen dalam molekul air lainnya. Selanjutnya, dua atom hidrogen yang terikat pada setiap ikatan oksigen ke molekul oksigen dalam molekul air yang berdekatan. Ikatan antarmolekul ini bertanggung jawab atas titik didih air yang relatif tinggi.
III. Gaya Van Der Waals
Gaya van der Waals adalah interaksi lemah antara molekul yang melibatkan dipol.
Molekul polar memiliki interaksi dipol-dipol permanen. Gaya Van der waals ini
dapat terjadi antara partikel yang sama maupun berbeda. Gaya van der waals
dipengaruhi oleh sifat kepolaran antar partikel tersebut. Kepolaran dan gaya
van der waals adalah berbanding lurus, yaitu semakin kecil kepolaran maka akan
semakin kecil juga gaya van der waalsnya. Kepolaran dari suatu partikel ada
yang bersifat permanen maupun tidak permanen. Jika bersifat permanen berarti
disebabkan oleh kepolaran dalam molekulnya. Jika bersifat tidak permanen adalah
karena terinduksi dari partikel bermuatan sehingga bersifat polar secara sesaat
dan spontan.
Berdasarkan sifat kepolarannya gaya van der waals dibedakan menjadi :
1. Antaraksi Ion Dipol (molekul polar)
Yaitu partikel yang berbeda
berikatan dan saling tarik menarik jika yang pertama adalah ion maka yang lain
berupa molekul polar atau dipol.
2. Antaraksi Dipol-dipol
Yaitu terjadi antar akepa-ekor. Yaitu
kutub positif akan bertemu kutub negatif dan saling tarik menarik, jika kutub
yang sama berdekatan maka akan terjadi tolak menolak.
3. Antaraksi Ion – Dipol Terinduksi
Yaitu interaksi ini dimulai dengan
molekul netral menjadi dipol akibat terinduksi oleh partikel yang berikatan
pada dipol lain yang didekatnya.
4. Antaraksi Dipol – Dipol Terinduksi
Molekul dipol dapat membuat
molekul netral mejadi besifat dipol terinduksi. Sehingga terjadi antaraksi
dipol-dipol terinduksi. Ikatan ini bersifat lemah, sehingga berlangsung lambat.
IV. Polarisabilitas
Polarisabilitas adalah kemudahan suatu molekul
untuk membentuk di pol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul. Gaya tarik di
pol dipole terjadi karna molekul yang sebaran muatanny tidak simetris bersifat
polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan.
V. Gugus Fungsi
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa
yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Berikut adalah gugus fingsi senyawa karbon.
Sifat
|
Etana
|
Etanol
|
Metanol
|
Wujud pada suatu kamarTitik didih
Di campur dengan natrium
Kelarutan dalam air
Dapat terbakar
| gas– 89ºC
Tidak bereaksi
Tidak larut
Ya
| Cair78ºC
Bereaksi
Larut sempurna
Ya
| Cair65ºC
Bereaksi
Larut sempurna
Ya
|
VI. Efek Induksi
Sebuah efek induktif
adalah tarikan kerapatan elektron melalui obligasi disebabkan
oleh perbedaan elektronegativitas dalam atom. Pada contoh di
bawah ini, ketika kita membandingkan acidities etanol dan 2,2,2-Trifluoroethanol, kami mencatat bahwa yang kanan lebih asam dibandingkan yang sebelumnya.
VII.
Resonansi
Resonansi secara singkat
dapat dikatakan dengan suatu molekul yang strukturnya sama tetapikonfigurasi
elektronnya berbeda.
Sifat resonansi
:
1. Dapat ditulis dalam beberapa struktur lewis yang
disebut dengan struktur resonan tetapi tak satupun molekul tersebut menunjukkan
bentuk asli molekul tersebut
2. Diantar struktur yang saling beresonansi bukan isomer.
Perbedaan struktur terletak pada perbedaan posisi elektron bukan posisi inti
3. Masing-masing struktur lewis harus memiliki elektron
valensi maupun elektron yang tidak berpasangan dengan jumlah sama
4. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda,
masing-masing struktur tidak memiliki panjang ikatan yang khas
5. Struktur yang sebenarnya memiliki energi yang lebih
rendah daripada struktur resonannya
VIII. Hiperkonjugasi
Merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di atas dapat dipandang
sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog
dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara
singkat efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi
ikatan C=C atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi
dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya Hα maka suatu
molekul tersebut akan semakin stabil.
IX. Tautomeri
Tautomeri adalah
perpindahan atom dalam satu molekul menjadi isomer. contohnya perubahan keto
menjadi enol, amin menjadi imin. Suatu
senyawa karbonil dengan suatu hidrogen alfa yang bersifat asam, dapat berada
dalam dua bentuk yang disebut tautomer : suatu tautomer keto dan sebuah
tautomer enol. Tautomer adalah isomer-isomer yang berbeda
satu dengan yang lainnya hanya pada posisi ikatan rangkap dan sebuah atom
hidrogen berhubungan. Tautomer keto suatu senyawa karbonil mempunyai struktur
karbonil seperti diharapkan. Tautomer enol (dari –ena+-ol) yang
merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan serah-terima sebuah hidrogen
asam dari karbon α ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada dalam
posisi yang berlainan, kedua bentuk tautometrik ini bukanlah
struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam
kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya
dalam posisi elektron).
X. Regangan Ruang
Regangan ruang adalah besarnya regangan pada struktur senyawa kimia berbentuk siklik untuk menunjukkan seberapa besarnya regangan ruang dari cicin siklik tersebut.
Contoh :
Sikloalkana
|
Regangan cincin (kkal/mo)
|
Siklopropana
|
27,6
|
Siklobutana
|
26,3
|
Siklopentana
|
6,5
|
Sikloheksana
|
0
|
Sikloheptana
|
6,4
|
Siklooktana
|
10,0
|
Siklononana
|
12,9
|
Siklodekana
|
12,0
|
Siklopentadekana
|
1,5
|
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki
http://www.mystupidtheory.com/2015/05/pengertian-elektronegativitas-dan.html
http://www.ilmukimia.org/2013/01/ikatan-hidrogen.html
https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/gaya-van-der-waals/
https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/sentawa-organik/
http://www.sridianti.com/pengertian-gugus-fungsi.html
https://www.scribd.com/doc/146670056/resonansi-efek-induksi
http://gigihkurniawan.blogspot.co.id/2013/11/Resonansi-Konjugasi-Hiperkonjugasi.html
http://atom-green.blogspot.co.id/2013/10/tautomeri.html
http://ratnaningsih.staf.upi.edu/files/2011/08/LEC-1-Overview-Organic-Physic.ppt
Bisakan diberikan salah satu contoh dari elektronegatifitas?
BalasHapusTerimakasih untuk responnya.
Hapusuntuk contoh dari senyawa dengan elektronegatifitas yang berbeda itu dapat dilihat dari senyawa HCl. Seperti yang diketahui bahwa muatan formal dari HCl adalah nol, namun untuk unsur Cl sendirimeiliki keelektronegatifan yang jauh lebih besar dari Hidrogen sehinggal Cl bermuatan negatif dan Hidrogen bermuatan positif, karena perbedaan muatan dengan besar keelektronegatifan yang besar maka ternyad tarik menark antar kedua unsur tersebut dan membentuk ikatan, yaitu ikatan yang polar.
Terimakasih materinya sang at membantu..
BalasHapusTetapi bagaimana ya caranya, menentukan besarnya keelektronegatifan?
Untuk menentukan besar dari keelektronegatifan adalah dengan menggunakan skala Pauling, yaitu dengan harga skala pauling yang berkisar 0,7 - 4,0.
Hapusdapatkah dijelaskan faktor apa saja ya yang dapat mempengaruhi polarisabitas suatu senyawa ?
BalasHapusFaktor yang mempengaruhi polarisabilitas senyawa adalah :
Hapus- momen dipol senyawa
- massa atom relatif
- suhu
- panjang dan lurusnya rantai senyawa yang terbentuk
- keelektronegatifan
Bagaimana aturan terjadinya resonansi pada struktur molekul?
BalasHapusSeperti yang kita tahu bahwa resonansi adalah perubahan bolak-balik oleh satu atau sederet pergeseran elektron maka Biasanya satu senyawa dapat dituliskan dengan satu struktur yang baik untuknya, dan beberapa struktur yang lain diturunkan dari struktur pertama tersebut untuk keperluan konsistensi dengan semua sifat-sifatnya yang teramati. Sebagai ilustrasi, kovalensi unsur-unsur di dalam vinil klorida, rumus molekul dan prinsip-prinsip kimia organik klasik mengarah pada struktur 10a sebagai rumus struktur yang baik untuk senyawa tersebut. Akan tetapi bila dikaitkan dengan hasil penghitungan panjang ikatan C-Cl, ikatan tersebut jauh lebih pendek daripada ikatan C-Cl dalam alkil klorida sederhana (1,78 Å), momen dipole-nya lebih kecil (1,44 D) daripada etil klorida (2,05 D), dan lebih inert terhadap nukleofil; maka bentuk struktur 10b dipandang memberi kontribusi yang penting kepada struktur hibrida resonansi vinil klorida. Struktur 10b diturunkan dari struktur 10a melalui dua pergeseran elektron yang melibatkan pasangan elektron bebas dan elektron π.
HapusBoleh dijelaskan besarnya regangan dipengaruhi oleh apa?
BalasHapusBesarnya regangan itu dapat dipengaruhi oleh panjang ikatan antar atom yang menyusun ikatan, panjang ikatan juga dipengaruhi juga oleh besar atom dari nomor atom penyusun struktur senyawa.
HapusTerimakasih atas penjelasannya.. sebelumnya saya ingin memberi saran utk pokok bahasan mengenai polarizabilitas sebaiknya ditambahkan lebih banyak lagi.. dan juga saya ingin bertanya mengapa antaraksi Ion Dipol (molekul polar)bisa terjadi dan apa yang mempengaruhinya? Terimakasih
BalasHapusseperti yang kita ketahui bahwa gaya van der waals dapat terjadi berdasarkan kepolaran senyawa, jadi antaraksi ion-dipol adalah partikel yang berbeda berikatan dan saling tarik menarik jika yang pertama adalah ion maka yang lain berupa molekul polar atau dipol. hal ini disebabkan karena pada unsur pertama merupakan ion maka akan saling mtarik menarik dengan senyawa yang bersifat polar atau dipol, jadi sifat kepolaran senyawa menentukan jenis gaya van der waals yang terjadi semakin polar senyawa semakin besar gaya van der waals nya.
HapusTerimakasih atas materinya. Apakah hubungan antara gugus fungsi terhadap resonansi?
BalasHapusuntuk hubungan gugus fungsi dengan resonansi terdapat pada stuktur molekulnya, dengan gugus fungsi yang berlainan maka akan membentuk perbedaan struktur yang dapat mengakibatkan resonansi pada molekul tersebut yaitu terjadinya delokalisasi elektron pada molekul atau ion tertentu, sehingga terjadinya resonansi dapat menimbilkan perbedaan gugus fungsi.
Hapussangat membantu dari jawaban tmn2 diskusi dan pemaparan anda bserta tmn2.. 😊
BalasHapus