GAYA VAN DER WAALS
Gaya van
der Waals sendiri jika dalam ilmu kimia maka akan lebih merujuk pada jenis gaya antara molekul. Istilah ini biasanya merujuk pada jenis gaya
antarmolekul, tetapi yang lebih umum saat ini adalah merujuk pada gaya-gaya
yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Gaya ini timbul dari gaya yang timbul dari dipol
tetap (gaya keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya dbye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya london).
Konsep gaya tarik menarik antar molekul
ini dapat digunakan untuk mendapatkan turunan persamaan dari zat yang berfasa
gas. Gaya ini terjadi dengan adanya gaya tarik menarik antara inti atom dengan
elektron atom lain. Gaya tarik menarik ini sendiri disebut gaya tarik menarik
elektrostatis (gaya coulomb), umumnya terdapat pada senyawa yang bersifat
polar. Pada molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya
dipol-dipol sesaat atau gaya London.
Jadi dapat disipulkan bahwa gaya van der
waals merupakan gaya tarik menarik yang trjadi diantara atom ataupun molekul,
dimana kekuatan gaya berikut adalah relatif lebih lemah jika dibandingkan gaya
yang timbul karena ikatan valensi. Besarnya gaya ini adalah 10-7 kali
dari jarak antar atom maupun molekul-molekul.
Pada saat tertentu molekul-molekul daat
berada dalam fase dipol seketika, yaitu ketika salah satu muatan negatif berada
pada posisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini maka suatu molekul dapat menarik
atau menolak elektron lain dan dapat menyebabkan eatom lain menjadi dipol.
Karena memiliki sifat yang lemah, maka
senyawa-senyawa ataupun molekul-molekul yang mempunyai ikatan van der waals
memiliki titik didih yang rendah. Tetapi walaupun demikian, gaya van der waals
ini lebih kuat dan lebih permenen dari gaya London.
Contoh dari gaya van der waals ini
adalah pada suatu senyawa hidrokarbon misalnya pada senyawa CH4. Senyawa
yang memiliki ikatan van deerwaal memang memiliki titik didih yang rendah,
namun jika semakin tinggi nilai Mr nya maka semakin kuat ikatannya dan semakin
tinggi juga titik didihnya.
Gaya Van Der Waals dibagi menjadi
menjadi beberapa bentuk menurut kepolaran molekul-molekulnya, yaitu :
1. Interaksi ion-dipol (molekul polar)
2. Interaksi dipol-dipol
3. Interaksi ion-dipol terinduksi
4. Interaksi dipol-dipol terinduksi
5. Interaksi antara dipol terinduksi-dipol
terinduksi
I.
Interaksi ion-dipol (molekul polar)
Gaya
antarmolekul ini terjadi yaitu antara senyawa ion dengan senyawa kovalen polar.
Interaksi ion-dipol adalah interaksi tarik-menarik antar ion dengan suatu
molekul polar. Interaksi ini termasuk kepada jenis interaksi yang cukup kuat.
Contohnya adalah:
contoh
senyawanya adalah NaCl dapat larut dalam air (pelarut polar) dan AgBr (senyaw
ion) dapat larut dalam NH3(pelarut polar)
II.
Interaksi dipol-dipol
Interaksi dipol-dipol ini terjadi
antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antar kepala dan
ekor, yang mana jika memiliki muatan yang berlawanan akan saling tarik menarik
dan sebaliknya jika memiliki muatan yang sama akan saling tolak-menolak.
Contoh
dari interaksi ini adalah triklorometan (CHCl3) yang merupakan molekul
dengan gaya dispersi tinggi yang disebabkan oleh elektronegatifitas dari ketiga
klor. Hal ini yang menyebabkan gaya tarik menarik antar dipol-dipol lebih kuat.
III.
Interaksi ion-dipol terinduksi
\Interaksi
ion-dipol terinduksi merupakan antara aksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi
sebenarnya merupakan molekul netral yang menjadi dipol diakibatkan oleh molekul
bermuatan lain yang ada didekatnya dan mempengaruhi. Partikel penginduksi
tersebut dapat berupa ion ataupun dipol lain yang mana kemampuan menginduksi
ion lebih besar daripada kemampuan menginduksi dipol karena muatan ion juga
jauh lebih besar. Kepolaran molekul terinduksi lebih kecil daripada dipol
pemanennnya mengakibatkan ikatan ini lebih lemah.
IV.
Interaksi dipol-dipol terinduksi
Suatu
molekul polar yang berdekatan dengan molekul nonpolar, dapat menginduksi
molekul nonpolar. Dipol pada molekul polar antinya akan berinteraksi dengan
dipol terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya adalah HCl (polar) dan C12
(nonpolar).
V. Interaksi antara dipol
terinduksi-dipol terinduksi
Pasangan
elektron dari suatu molekul yang terikat maupun bebas selalu bergerak mengelilingi
inti elektron yang bergerak dapat menginduksi pada teangganya sehingga molekul
tetangga menjadi bersifat polar terinduksi sesaat dan molekul ii juga dapat
menginduksi melokul-molekul tetangga lainnya sehinga menghasilkan
molekul-molekul dipol sesaat.
Faktor
yang mempengaruhi gaya van der waals adalah :
· Jumlah
elektron dalam atom atau molekul
· Bentuk
molekul
· Kepolaran
molekul
· Kenaikan
titik didih gas
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_van_der_Waals
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_antarmolekul
http://www.slideshare.net/idahamidah/ikatan-van-der-walls
trimakasih materinya sangat membantu,,
BalasHapusTerima kasih atas penjelasannya sangat lengkap dan menarik
BalasHapusTerima kasih ulasan yang sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih materinya bermanfaat dan dapat dijadikan referensi
BalasHapusterimakasih atas materinya, sangat bermanfaat. Saya ingin bertanya,bagaimana hubungan kenaikan titik didih gas dengan gaya van der waals?
BalasHapusterimakasih
Jika dalam suatu senyawa semakin besar MR, semakin tinggi titik didih, maka semakin kuat ikatan van der waals.
HapusTerimakasih materinya ya..alangkah baiknya, di tambahkan gaya van der walls pada senyawa asiklik bergugus fungsi halogen ya..trmksh
BalasHapus